Jakarta
Pada hari Jumat, 20 Desember 2024, Museum Nasional Indonesia resmi membuka pameran bertajuk “Indonesia, Peradaban Tertua di Bumi? 130 Tahun Setelah Pithecanthropus Erectus.” Acara ini menjadi sorotan karena mengangkat tema penting mengenai sejarah manusia purba di Nusantara.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, hadir langsung dalam pembukaan pameran dan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan cerminan dari pentingnya Nusantara dalam konteks evolusi dan adaptasi manusia purba di dunia. “Sebaran fosil manusia purba di tanah air menunjukkan bahwa Nusantara berperan sebagai salah satu pusat evolusi dan adaptasi hominin awal,” ungkapnya.
Fadli Zon menambahkan, “Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa Indonesia adalah tempat tinggal manusia purba yang memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan.” Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya penelitian dan penemuan fosil dalam memahami sejarah manusia.
Salah satu highlight dalam pameran ini adalah tengkorak Homo Erectus yang dikenal sebagai S-17, yang merupakan fosil Homo Erectus paling lengkap yang pernah ditemukan. “Ini adalah kali pertama karya luar biasa ini dipamerkan untuk umum,” tambah Fadli.
Pameran ini tidak hanya menyajikan koleksi manusia purba, tetapi juga fosil hewan purba seperti Mastodon dan Stegodon, yang memberikan gambaran lebih dalam mengenai ekosistem awal di Nusantara.
Di tengah diskusi global tentang asal-usul manusia yang sering kali merujuk pada teori “Out of Africa,” Fadli Zon mengajak masyarakat untuk melihat Indonesia sebagai bagian penting dari narasi ini. “Penemuan fosil di Indonesia memberikan perspektif baru bahwa Nusantara adalah titik awal yang signifikan dalam perjalanan evolusi manusia,” jelasnya.
Melalui kementerian yang baru dipimpin, Fadli menegaskan komitmennya untuk memajukan kebudayaan Indonesia di kancah internasional. “Pameran ini mengingatkan dunia bahwa awal peradaban manusia tidak hanya dimulai di Afrika, tetapi juga di Nusantara yang kaya akan kompleksitas dan kekuatan,” tambahnya.
Menteri Kebudayaan tersebut juga memberikan apresiasi kepada semua yang terlibat dalam pameran ini, termasuk peneliti, kurator, dan pengelola museum seperti Museum Geologi Bandung, Situs Sangiran, dan Museum Mpu Tantular, serta Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Acara pembukaan dihadiri oleh para Duta Besar dari Belanda, India, Malaysia, Ethiopia, serta para peneliti dan arkeolog.
“Kami berharap pameran ini menjadi langkah penting untuk menegaskan posisi Indonesia di dunia sebagai pusat peradaban purba,” tutupnya.
Pameran ini akan berlangsung hingga 20 Januari 2025 dan terbuka untuk umum, menjadikannya pilihan menarik bagi para pelancong yang mencari pengalaman edukatif dan hiburan.
(wkn/wkn)